Manakah yang lebih dulu ada, Nabi Adamkah atau manusia purbakah?
Mungkin Anda sempat bingung, menurut keyakinan Islam, Adam adalah
manusia pertama. Tapi di sisi lain ada fakta penemuan fosil manusia
purba yang telah berusia jutaan tahun.
Ada yang menyimpulkan
bahwa Adam tetap manusia pertama, Adam adalah nenek moyang manusia purba
dan manusia yang ada sekarang, lalu menyimpulkan Adam telah berusia
jutaan tahun yang menjadi nenek moyang semua manusia.
Bahkan ada
yang terpengaruh teori evolusi, dan menyimpulkan bahwa Adam bukanlah
manusia pertama, Adam adalah keturunan dari manusia purba, sedangkan
manusia purba adalah berasal dari jenis kera. Na’udzubillah.
Data
tambahan berikut ini semoga bisa dijadikan benang merah yang dijadikan
pijakan tentang mana yang lebih dulu antara Adam dan manusia purba.
Pertama,
menurut penemuan fosil-fosil manusia purba di abad-abad akhir ini
disimpulkan bahwa para manusia purba ini hidup JUTAAN tahun lalu. Semoga
kesimpulan arkeolog ini benar, sebab kesimpulan usia fosil ini menjadi
penentu posisi ‘manusia purba’ ini selanjutnya.
Kedua.
Bangsa Arab dikenal sangat hafal silsilah nenek moyangnya, bahkan
banyak orang Arab yang bisa hafal silsilahnya hingga Nabi Adam as. Dari
data yang tertulis maupun hafalan bangsa Arab akan silsilah mereka ini,
disimpulkan bahwa Nabi Adam a.s. hidup sekitar 6.000 (ENAM RIBU) tahun
silam. Data ini cukup valid, mengingat kemampuan menghafal silsilah (dan
banyak hal) dalam bangsa Arab merupakan suatu yang meyakinkan.
Jadi
siapakah manusia yang lebih dulu? Dari dua data di atas maka bisa
disimpulkan bahwa manusia purba ada terlebih dahulu dibandingkan dengan
Nabi Adam a.s.
Jadi, Adam tetap Manusia Pertama?
Dalam
banyak nash Al-Quran disebutkan bahwa Adam adalah manusia pertama, ia
diciptakan dari tanah langsung, dan dia tidak berayah dan tidak beribu.
Pernyataan inilah yang menjadi dasar Islam tentang konsep “asal usul
manusia”. Kemunculan Adam yang tidak berayah dan beribu dan diciptakan
langsung dari tanah menegaskan konsep Islam bahwa Adam “tetap” Manusia
Pertama, setidaknya Manusia Pertama dari jenisnya. Dari dialah kemudian
muncul manusia termasuk kita sekarang. Sehingga kita sering disebut
sebagai “bani Adam” atau “keturunan Adam”.
Jika dilihat dari
silsilah yang terekam oleh bangsa Arab di atas, dapat disimpulkan bahwa
Adam dan keturunannya yang ada sekarang telah ada di muka bumi sejak
6.000-an tahun lalu. Tetapi usia ini tergolong sangat muda dibanding
dengan fosil manusia purba yang diperkirakan telah berusia JUTAAN tahun.
Sekalipun muncul fakta ada manusia purba yang telah berusia jutaan
tahun mendahului Adam yang baru ribuan tahun, konsep Islam bahwa “Adam
adalah manusia pertama” tidaklah berubah. Menurut agama Islam, kedudukan
Adam sebagai manusia pertama dari “jenis manusia” yang ada sekarang
ini. Bila kemudian ditemukan fakta bahwa sebelumnya ada “manusia purba”,
maka manusia purba yang itu tentu “berbeda” dengan manusia dari jenis
Adam dan keturunannya.
Keunggulan Manusia Keturunan Adam
Dalam
Q.S. Al-Baqarah ayat 30 dijelaskan bahwa Allah mengumumkan kepada para
malaikat akan menjadikan khalifah (manusia) di muka bumi. Pengumuman ini
disambut kekhawatiran para malaikat bahwa manusia nanti akan membuat
kerusakan di bumi dan menumpahkan darah sesamanya. Sebagian ulama
berpendapat, bahwa kekhawatiran para malaikat ini berkaca dari “manusia
pendahulunya” yang pernah mendiami bumi dan mengadakan kerusakan serta
menumpahkan darah, sehingga mereka punah. Manusia pendahulu inilah yang
saat ini ditemukan fosilnya dan kita namai sebagai manusia purba.
Dalam QS. Al-Baqarah 30 disebutkan: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Menanggapi
kekhawatiran para Malaikat itu, Allah menyatakan dalam ayat berikutnya
bahwa sosok manusia “yang kali ini” Dia ciptakan akan dibekalinya “ilmu
seluruhnya” (ilmu yang sempurna). Penekanan pemberian bekal ilmu inilah
yang seolah menjadi inti perbedaan “manusia” yang akan diciptakan ini
dibandingkan dengan “makhluk lain” (dibandingkan jin, malaikat dan
dibandingkan pendahulunya yaitu manusia purba).
Disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 31.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar
orang-orang yang benar!"
QS. Al-Baqarah ayat 33. Allah berfirman: "Hai
Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa
yang kamu sembunyikan?"
Dari data-data dan kajian singkat di atas, bisa kita gambarkan kesimpulan sebagai berikut:
Pertama.
Ketika Adam dan manusia keturunannya belum diciptakan, di muka bumi ini
pernah hidup sejenis manusia yang secara fisik mereka hampir seperti
manusia sekarang, mereka memiliki nafsu dan insting untuk hidup tetapi
mereka belum diberi “ilmu pengetahuan yang sempurna” oleh Allah,
sehingga karenanyalah mereka sering mengadakan kerusakan di muka bumi
dan menumpahkan darah di antara sesama mereka. Dan karena itulah mereka
punah.
Manusia-manusia inilah yang fosilnya kita temukan sekarang
dan kita namai sebagai MANUSIA PURBA. Manusia-manusia jenis ini hampir
punah seluruhnya dan tidak tersambung dengan Adam dan keturunannya.
Seandainya masih ada keturunan manusia purba, mereka jumlahnya amat
sedikit dan hidupnya di pedalaman, dan yang terpenting tingkat kemampuan
berfikir dan teknologi mereka tentu sangat rendah, dan hampir-hampir
tidak bisa kita lihat sisi "kemanusiaan"nya.
Kedua.
Setelah kepunahan manusia purba untuk sekian lamanya, barulah Allah
menciptakan jenis manusia baru yang “berbeda”. Manusia jenis ini
dibekali nafsu dan insting untuk hidup, namun juga dibekali “ilmu
pengetahuan yang sempurna” termasuk diturunkannya agama (QS. Al-Baqarah
31-33). Adam-lah yang menjadi manusia pertama yang diciptakan dari jenis
ini. Penciptaan “manusia purba” yang punah itu menjadi pelajaran bagi
Adam dan keturunannya, bahwa manusia tanpa “ilmu pengetahuan dan agama”
hanya akan menciptakan kerusakan di bumi dan menumpahkan darah
sesamanya, dan inilah yang menjadi penyebab punahnya mereka.
Jadi,
manusia yang hidup di bumi saat ini merupakan keturunan Adam
seluruhnya. Tidak ada satupun yang merupakan keturunan manusia purba.
Manusia purba benar-benar sudah punah. Fosil-fosil manusia purba yang
ditemukan di Jawa-Indonesia kalaulah benar usianya sudah jutaan tahun,
maka bukanlah nenek moyang asli dari penduduk Jawa sekarang ini, begitu
juga fosil-fosil di tempat lain bukanlah nenek moyang dari manusia yang
ada sekarang.
Lain urusan
Berbeda
lagi urusannya, apakah manusia-manusia purba itu merupakan keturunan
kera ataukah bukan? Kalau benar keturunan kera, mengapa kera-kera itu
sekarang masih ada? Apakah kera-kera itu tidak ikut berevolusi?
Kera-kera sekarang ini dulunya seperti apa, dan nanti akan menjadi
seperti apa? Jangan-jangan kera punya garis sendiri, dan manusia punya
garis sendiri, artinya teori evolusi itu hanya mengada-ada? Ketika teori
evolusi menyimpulkan bahwa burung-burung yang ada sekarang adalah hasil
evolusi dari dinosaurus seperti T-Rex di zaman purbakala, tiba-tiba
ditemukan fosil “burung yang sama” yang usianya sezaman dengan T-Rex.
Berarti burung yang sekarang, dulu juga adalah burung, bukan evolusi
dari T-Rex, dan memang tidak ada evolusi!?
Semua ini masih
menjadi perdebatan antara penganut teori evolusi dan penentangnya, juga
menjadi pekerjaan rumah bagi manusia untuk membuktikan kebenarannya.
sumber:f4qih.blogspot.com
Warning !!
Komentar Anda Tidak Boleh Mengandung Unsur :
1.Penghinaan/Celaan
2.Komentar Spam
3.Link Anchor atau sejenisnya.
Berkomentarlah dengan sopan dan bijak.