kebohongan seseorang. Al-Qur'an, dengan menggunakan bahasa dan pemilihan kata yang mampu di terima oleh orang-orang pada masa diturunkannya dan tetap dapat diterima dimasa sekarang serta dapat dibuktikan kebenarannya oleh ilmu pengetahuan, menjelaskan adanya lima metode yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kebohongan seseorang.
Kelima metode tersebut adalah sebagai berikut :
Apa yang ada di dalam dada ?
[11:5]
Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka
untuk menyembunyikan diri (innahum yatsnuuna shuduurahum) daripadaNya .
Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah
mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati (innahu 'alimimun
bidzaati l-suduuri).
Metode
pertama yang diberitahukan salah satunya terdapat dalam surah Hud ayat 5
di atas, yaitu bagaimana orang-orang munafik ketika menyembunyikan
kebohongan mereka di kiaskan dengan "innahum yatsnuuna shuduurahum" --
"sesungguhkan mereka memalingkan dada mereka". Hal ini diperjelas di
akhir ayat di atas dengan mengatakan "innahu 'alimimun bidzaati
l-shuduuri" -- "sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang ada di dalam
dada". Jadi metode pertama adalah dengan melakukan pendeteksian di dalam
dada.
Metode
pendeteksian yang paling populer yang ada saat ini adalah cara
pendeteksian dengan polygraph. Pendeteksian dengan cara ini dengan cara
mendeteksi reaksi autonomik atau sistem saraf periferal. Metode ini juga
mempertimbangkan laju respirasi (pernafasan), tekanan darah, dilatasi
kapilar, detak jantung, dan juga pergerakan otot. Sebagian besar dari
sistem peredaran, pernafasan dan sistem saraf perferal di atur oleh
organ-orang dan saraf yang berada "di dalam dada - bidzaati l-shuduuri".
Di dalam metode ini, orang yang akan di deteksi kebohongannya akan di
tempeli alat di dada dan tangan mereka yang kemudian akan menghasilkan
data polygraph untuk kemudian di baca oleh ahli polygraph.
Di
dalam postingan "Al-Qur'an Menyatakan Jantung pun Berpikir" menjelaskan
bagaimana jantung pun berpengaruh terhadap emosi dan perasaan
seseorang, dan bagaimana jantung di juluki sebagai "little brain -- otak
dengan ukuran kecil". Bersama-sama dengan aktivitas paru-paru serta
sistem saraf periferal yang kesemuanya berada di dalam dada, menjadi
salah satu metode yang paling populer untuk mendeteksi kebohongan.
Facial analysis - Tanda-tanda keingkaran di wajah ?
[22:72]
Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang,
niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang
kafir itu (ta'rifu fi wujuuhi alladziina kafaruu l-munkara).
Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat
Kami di hadapan mereka. Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu
yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?". Allah telah
mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali.
Allah
dengan jelas mengatakan melalui Al-Qur'an surah Al-Hajj ayat 72 di atas
: "ta'rifu fi wujuuhi alladziina kafaruu l-munkara" -- "kamu akan
mengenali pada wajah orang-orang kafir itu keingkaran". Tanda-tanda
keingkaran atau kebohongan menurut Al-Qur'an dapat di lihat pada wajah
seseorang. Saat ini, salah satu metode untuk mendeteksi kebohongan
adalah melalui analisa wajah, baik dengan cara menganalisa
mikro-ekspresi yang terjadi dengan cara pengolahan citra terhadap suatu
video seseorang yang ingin di deteksi kebohongannya, ataupun dengan
teknik Facial EMG (electromyography), yaitu suatu teknik mengukur
aktivitas otot wajah dengan cara mendeteksi dan memperkuat impuls
elektrik lemah yang dihasilkan oleh jaringan otot wajah ketika
berkonstraksi.
Di
ambil dari Liar, Liar, Face on Fire | DiscoverMagazine.com, ilmuwan
Marian Stewart Bartlett meyakini bahwa jika seseorang berbohong, hal
tersebut akan terlihat di wajahnya, namun karena ekspresi nya begitu
cepat, sehingga sebagian orang tidak menyadari dan melewatkannya.
Ekspresi yang seperti itu dinamakan mikro-ekspresi dan menjadi dasar
bagi penelitian Marian Stewart Bartlett dan koleganya. Mengutip dari web
tersebut, dikatakan :
"Polygraph
lie detectors are notoriously unreliable: 10 percent of liars pass, and
20 percent of truth tellers fail. But the real truth is written all
over your face, says cognitive scientist Marian Stewart Bartlett, at the
Institute for Neural Computation in San Diego. Every emotion a person
feels elicits an involuntary facial expression, but often just for a
split second. When someone tries to cover those emotions, the expression
passes so quickly most people miss it."
Keefektifan
dari menganalisa mikro-ekspresi ini pun di akui oleh berbagai pihak
lain, antara lain seperti terungkap di dalam artikel Lying is exposed by
micro-expressions we can't control dengan judul "Lying is exposed by
micro-expressions we can't control - Research into tiny muscle movements
proves useful in anti-terror investigations"
Speech analysis - Tanda-tanda dari tekanan suara.
[47:29] Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka?
[47:30]
Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu
sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya.
Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan
mereka (lahni l-qawli) dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.
Kali
ingin Allah melalui Al-Qur'an surah Muhammad ayat 29-30 di atas
menyatakan bahwa "lahni l-aqwli" juga dapat digunakan sebagai
tanda-tanda kebohongan seseorang. "lahni l-qawli" ini secara literal
berarti "nada atau tekanan suara". Sekali lagi, apa yang diinformasikan
Al-Qur'an 15 abad yang lalu ini menjadi salah satu metode yang digunakan
saat ini untuk mendeteksi kebohongan, terutama di dalam industri
Asuransi, karena keunggulan metode ini adalah analisa kebohongan dapat
dilakukan tanpa perlu bertatap muka langsung dengan orang yang ingin di
deteksi, misalnya melalui pembicaraan telepon.
Warning !!
Komentar Anda Tidak Boleh Mengandung Unsur :
1.Penghinaan/Celaan
2.Komentar Spam
3.Link Anchor atau sejenisnya.
Berkomentarlah dengan sopan dan bijak.